Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

MAJENE DALAM LINTASAN SEJARAH


MAJENE DALAM LINTASAN SEJARAH
A.     Zaman Pra Sejarah dan To Manurung
Pada masa ini daerah Majene belum ada bahkan Banggae pun belum dikenal orang, karena daerah pesisir pantai belum didiami manusia. Sebenarnya nenek moyang orang Majene pada saat itu sudah ada dan menempati pemukiman di kawasan Salongan disekitar Baruga seakarang Pegunungan mangge Pamboboran dan beberapa kawasan lainnya di pegunungan dan perbukitan.
B.      Zaman Kerajaan Lokal
Kerajaan Banggae
Cikal bakal pendiri Kerajaan Banggae ialah To Pole Pole dan To Pole Mambuliling. Topole-pole (Pendatang) mengaku To Pole Dikaro Pole di Mata Allo (Datang dari jauh dari arah matahari terbit), yang mula-mula muncul di Baraneq Kampung Pangale, kemudian melanjutkan perjalanan menuju Mavase (baca mawase/sekitar Tande sekarang dan bertemulah dengan To Makaka di Mavase. Darisana ia menuju ke Poralle (Salbose) dan bertemu dangan To Makaka di Poralle.
C.      Zaman Federasi
Pada pertengahan abad XV terbentuklah persekutuan Pitu Baqbana Binanga (PBB) atas prakarsa To Mepayung Arayang Balanipa II dengan Puatta Di Kubur Arayang di Sendana VII, yang rencana pembentukannya di Podang Sendana dan pelaksanaannya di Tammajarra Balanipa, sekitar tahun 1940-an adapun pencetus-pencetusannya adalah: To Mepayung Arayang Balanipa, Puatta di Kuqbur Arayang Sendana, Daetta Melanto Maraqdia Banggae, To Malake Bulapvang, Maraqdia Pamboang, Puatta di Appong To Kombong di Buraq, Maraqdia Banuang.

D.     Zaman Penjajahan
Setelah datangnya Penjajahan Belanda di Daerah Mandar yang diperkirakan pada tahun 1904 Miladia, pada zaman inilah penggabungan seluruh kerajaan di Mandar yang sebelumnya berkuasa dan berdaulat dalam Kerajaannya masing-masing, terpaksa bernaung di bawah kekuasaan (Penjajahan). Adapun pemerintahaannya dikenal dengan istilah “Afdeling Mandar” dengan Ibukota Pemerintahan berpusat di Majene. Disamping itu adapula “Onder Afdeling Majene” gabungan bekas kerajaan Banggae, Pamboang dan sendana (Tjenrana) yang berstatus Lanadschap yang diperintah oleh masing-masing seorang Self Besteur

E.      Zaman Kemerdekaan
Di  zaman kemerdekaan ini, wilayahnya tidak mengalami perubahan, kecuali sistem dan struktur pemerintahan. Afdeling Mandar yang beribukota di Majene berubah menjadi Kabupaten Mandar yang meliputi seluruh wilayah Mandar, yakni bekas Daerah Pitu Baqbana Binanga dengan istilah Swapraja.

F.       Zaman Orde Baru hingga Sekarang
Pada zaman ini terjadilah perubahan tatana sikap yang mengacu kepada prinsip-prinsip orde baru, hal ingin meningkatkan kesejateraan masyarakat dalam berbagai segi kehidupan.



Posting Komentar untuk "MAJENE DALAM LINTASAN SEJARAH"