Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Psikologi Perkembangan Remaja


A. Rentangan Usia Remaja Siapa remaja itu? 
Remaja adalah suatu fase perkembangan yang dialami seseorang ketika memasuki usia 12-22 tahun. Konopka (dalam Syamsu Yusuf, 2000) membagi remaja menjadi tiga rentangan, yaitu : 
• Remaja Awal : 12 – 15 tahun. 
• Remaja Madya : 15 – 18 tahun. 
• Remaja Akhir : 19 – 22 tahun. 

B. Ciri-ciri (Karakteristik) Remaja 
1. Perkembangan Fisik Remaja mengalami perkembangan fisik yang pesat, namun belum proporsional. Pada remaja akhir, proporsi tubuh remaja mencapai ukuran tubuh orang dewasa dalam semua bagiannya (Syamsu Yusuf, 2000). 

Berkaitan dengan perkembangan fisik ini, perkembangan terpenting adalah aspek seksualitas, yang dapat dipilih menjadi dua bagian, yakni :
 
a. Ciri-ciri Seks Primer Remaja pria mengalami pertumbuhan pesat pada organ testis, pembuluh yang memproduksi sperma dan kelenjar prostat. Kematangan organ-organ seksualitas ini memungkinkan pria, usia 14 – 15 tahun, mengalami “mimpi basah”, keluar sperma. Pada wanita, terjadi pertumbuhan cepat pada organ rahim dan ovarium yang memproduksi ovum (sel telur) dan hormon untuk kehamilan. Akibatnya terjadilah siklus “menarche” (menstruasi pertama). Siklus awal menstruasi sering diiringi dengan sakit kepala, sakit punggung, kelelahan, depresi dan mudah tersinggung. 

b. Ciri-ciri Seks Sekunder Seksualitas sekunder pada remaja adalah pertumbuhan yang melengkapi kematangan individu sehingga tampak sebagai lelaki atau perempuan. Remaja pria mengalami pertumbuhan bulu-bulu pada kumis, jambang, janggut, tangan, kaki, ketiak dan kelaminnya. Pada pria telah tumbuh jakun dan suara remaja pria berubah menjadi parau dan rendah. Kulit berubah menjadi kasar. Pada remaja wanita juga mengalami pertumbuhan bulu-bulu secara lebih terbatas, yakni pada ketiak dan kelamin. Pertumbuhan juga terjadi pada kelenjar yang bakal memproduksi air susu di buah dada, serta pertumbuhan pada pinggul sehingga menjadi wanita dewasa secara proporsional. 

2. Perkembangan Kognitif 
Pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan pada usia 12 – 20 tahun. Secara fungsional perkembangan kognitif (kemampuan berfikir) remaja dapat digambarkan sebagai berikut. 
a) Secara intelektual remaja mulai dapat berfikir logis tentang gagasan abstrak. 
b) Berfungsinya kegiatan kognitif tingkat tinggi yaitu membuat rencana strategis dan membuat keputusan-keputusan serta memecahkan masalah. 
c) Sudah mampu menggunakan abstraksi-abstraksi, membedakan yang konkrit dengan yang abstrak. 
d) Munculnya kemampuan nalar secara ilmiah, belajar menguji hipotesis. 
e) Memikirkan masa depan, perencanaan, dan mengeksplorasi alternative untuk mencapainya. 
f) Mulai menyadari proses berfikir effisien dan belajar berinstropeksi. 
g) Horizon berpikirnya semakin meluas, bisa meliputi agama, keadilan, moralitas dan identitas (jati diri). 

3. Perkembangan Emosi 
Remaja mengalami puncak emosionalitas, perkembangan emosi tingkat tinggi. Perkembangan emosi remaja awal menunjukkan sifat sensitif, reaktif yang kuat, emosinya bersifat negatis dan temperamental (mudah tersinggung, marah, sedih, murung). Sedangkan remaja akhir sudah mulai mampu mengendalikannya. Remaja yang berkembang di gkungan yang kurang kondusif, kematangan emosionalnya terhambat. Sehingga mengalami akses negatif berupa tingkah laku “salah suai”, misalnya a) Agresif : melawan, keras kepala,a berkelahi, suka mengganggu dan lain-lain. 
b) Lari dari kenyataan (Regresif) : suka melamun, pendiam, senang menyendiri, mengkonsumsi obat penenang, minuman keras atau obat terlarang. Sedangkan lingkungan yang harmonis dan kondusif dapat membantu kematangan emosi remaja menjadi 
: a) Adekulasi (ketepatan) emosi : cinta, kasih sayang, simpati, altruis (senang menolong), respek (sikap hormat dan menghargai orang lain), ramah, dan lain-lain. 
b) Mengendalikan emosi : tidak mudah tersinggung, tidak agresif, wajar, optimistik, tidak meledak-ledak, menghadapi frustasi secara sehat dan bijak. 

4. Perkembangan Moral 
Remaja sudah mampu berperilaku yang tidak hanya mengejar kepuasan fisik saja, tetapi meningkat pada tataran psikologis (rasa diterima, dihargai, dan penilaian positif dari orang lain). 

5. Perkembangan Sosial Remaja telah mengalami perkembangan kemampuan untuk memahami orang lain (social cognition) dan menjalin persahabatan. Remaja memilih teman yang memiliki sifat dan kualitas psikologis yang relatif sama dengan dirinya, misalnya sama hobi, minat, sikap, nilai-nilai dan kepribadiannya. 

Perkembangan sikap yang cukup rawan pada remaja adalah sikap “comformity” yaitu kecenderungan untuk menyerah dan mengikuti bagaimana teman sebayanya berbuat. Misalnya dalam hal pendapat, pikiran, nilai-nilai, gaya hidup, kebiasaan, kegemaran, keinginan dan lain-lainnya. 

6. Perkembangan Moral Isu sentral pada masa remaja adalah masa perkembangnya identitas diri (jati diri) yang bakal menjadi dasar bagi masa dewasa. Remaja mulai sibuk dan heboh dengan problema “siapa saya?” (Who am I?) terkait dengan hal tersebut remaja juga risau mencari idola-idola dalam hidupnya yang dijadkan tokoh panutan dan kebanggaan. Faktor-faktor penting dalam perkembangan integritas pribadi remaja adalah : 
a) Pertumbuhan fisik semakin dewasa, membawa konsekuensi untuk berprilaku dewasa pula. 
b) Kematangan seksual berimplikasi kepada dorongan dan emosi-emosi baru. 
c) Munculnya kesadaran terhadap diri dan mengevaluasi kembali norma-norma dan cita-cita dirinya. 
d) Kebutuhan interaksi dan persahabatan lebih luas dengan teman sejenis dan lawan jenis. 
e) Munculnya konflik-konflik sebagai akibat masa transisi dan masa anak menuju dewasa. Remaja akhir sudah mulai dapat memahami, mengarahkan, mengembangka dan memelihara identitas diri. Tindakan antisipasi remaja akhir adalah : 
a) Berusaha bersikap hati-hati dalam berperilaku dan menyikapi kelebihan, kelemahan dirinya. 
b) Mengkaji tujuan dan keputusan untuk menjadi model manusia yang bagaimana. 
c) Memperhatikan etika masyarakat, kehendak orang tua, dan sikap teman-temannya.
d) Mengembangkan sikap-sikap pribadinya. 

7. Perkembangan Moral
Iman dan hati adalah penentu perilaku dan perbuatan seseorang. Bagaimana perkembangan spiritual ini terjadi pada remaja? Sesuai dengan perkembangannya kemampuan krisis remaja mampu menyoroti nilai-nilai agama ke dalam kolbunya/kehidupannya. Tetapi mereka juga mengamati secara kritis kepincangan-kepincangan di masyarakat atas praktik-praktik keberagamaan. Banyak lapisan masyarakat yang gaya hidupnya kurang memperdulikan nilai agama, bersifat munafik, tidak jujur dan perilaku amoral lainnya.

Posting Komentar untuk "Psikologi Perkembangan Remaja"