Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

"Literasi Rasa" Sebagai Pendukung Gerakan Literasi Nasional

Sekelumit Tentang Literasi

Literasi harus segera ditumbuhkembangkan, baik dalam bidang ekonomi, pertanian, perdagangan, dan semua aspek yang ada, terutama pada bidang pendidikan. 

Pendidikan adalah salah satu yang sangat utama dalam menunjang dan melahirkan sumber daya manusia yang mampu  berdaya  saing. 

Literasi harus dimulai dari dini, dan bagi semua kalangan. Terutama penanaman melek literasi bagi anak didik usia dini. 

Secara umum, konsep literasi adalah, seperangkat kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca dan menulis serta berhitung. Defenisi tersebut adalah pemaknaan literasi yang dulu di bahasakan seperti itu.

Tetapi, saat ini, literasi diartikan lebih luas  dan pemaknaan yang mendalam. Literasi saat ini, lebih diarahkan pada kemampuan seseorang dalam mengolah dan memahami informasi yang bersumber dari apa saja, kemudian diolah menjadi sebuah kemampuan berinovasi sampai pada kemampuan untuk memecahkan masalah. 

Merujuk pada literasi dasar yang digunakan oleh Kemdikbud dalam gerakan literasi nasional, maka dibawah ini dituliskan tentang 6 jenis literasi, yaitu:

1. Literasi baca tulis

Mengutip dari Gerakan Literasi Nasional Kementerian Pendidikan dan Budaya (Kemendikbud),        literasi baca dan tulis adalah kemampuan untuk memahami isi teks tertulis, baik yang tersirat maupun tersurat dan menggunakannya untuk mengembangkan pengetahuan dan potensi diri.

2. Literasi numerasi

Literasi numerasi merupakan kemampuan untuk menggunakan berbagai macam angka dan simbol yang berkaitan dengan matematika dasar untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari.

Literasi numerasi juga kecapakan untuk menganalisis informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk grafik, tabel, bagan dengan menggunakan interpretasi hasil analisis untuk memprediksi dan mengambil keputusan. Literasi numerasi ini menjadi penting agar kita dapat memahami dunia yang penuh angka dan data.

3. Literasi sains

Literasi sains merupakan kecakapan memahami fenomena alam dan sosial di sekitar kita. Literasi sains merupakan kecakapan untuk mengambil keputusan yang tepat secara ilmiah agar kita dapat hidup dengan lebih nyaman, sehat dan lebih baik.

4. Literasi finansial

Literasi finansial merupakan pengetahuan dan kecakapan untuk mengaplikasikan pemahaman tentang konsep, risiko, keterampilan dan motivasi dalam konteks finansial. Literasi finansial juga perlu dikuasai agar dapat membuat keputusan yang efektif untuk meningkatkan kesejahteraan finansial. Baik individu maupun sosial dan dapat berpartisipasi dalam lingkungan masyarakat.

5. Literasi Digital

Literasi digital merupakan kecakapan menggunakan media digital dengan beretika dan bertanggungjawab untuk memperoleh informasi dan berkomunikasi agar kita mampu berpikir kritis, kreatif, inovatif, memecahkan masalah, berkomunikasi dengan lebih lancar dan berkolaborasi dengan banyak orang.

6. Literasi budaya dan kewargaan.

Literasi budaya dan kewargaan adalah kecakapan atau kemampuan untuk memahami ragam budaya, adat dan kebiasaan setiap daerah yang dilakoni oleh setiap warga.
itulah enam jenis literasi dasar serta pengertiannya.

Untuk melengkapi tentang dunia literasi,  secara pribadi, saya ingin menambahkan 1 jenis literasi, yang menurut saya, saat ini sangat penting untuk dipahami dan dikembangkan dalam setiap jiwa manusia. 

Apa itu...???

Literasi Rasa. 

Literasi Rasa adalah, kemampuan untuk memahami dan mendalami perasaan orang, atau sekelompok orang, ataupun kemampuan untuk memahami lingkungan dan seluruh kejadian dan fenomena kehidupan yang terjadi di dunia ini. 

Mengapa ini penting...

Menurut saya, bahwa kemampuan untuk memahami, kemampuan untuk peka terhadap orang lain dan peristiwa atau kejadian disekitar kita, saat ini sudah kurang dan nyaris hilang pada diri setiap manusia. Itulah, mengapa literasi rasa penting untuk kita bahas. 

Secara umum literasi rasa, hampir sama maknanya dalam ilmu bimbingan konseling. Dalam ilmu bimbingan konseling dinamakan dengan empati, bukan simpati.

Dua kata yang hampir sama bunyinya, tetapi dari segi pemaknaannya sedikit berbeda. 

Bersimpati boleh, tetapi kalau hanya sekedar simpati, maka dia akan pincang, olehnya itu harus dibarengi dengan empati. 

Dimana keterkaitan keduanya?.

Disitulah kajian tentang literasi rasa yang masih perlu untuk dikaji dan didalami. 

Sekian dan Salam Literasi. 

#LiterasiRasa

#Empati.



Posting Komentar untuk ""Literasi Rasa" Sebagai Pendukung Gerakan Literasi Nasional "