ANAKMU ADALAH AKHIRATMU
Essay : Anakmu adalah Akhiratmu.
Penulis : Arman, S.Pd. M,.Pd.
“Maaf pak, berapa anak bapak sekarang”? Tanya seorang ustad kepada seorang Bapak. “Satu pak”, jawabnya. Ustad itupun sedikit tak percaya dengan mengerutkan dahinya. Ustad itupun bertanya lanjut, “Setahu saya, Bapak punya lima anak, dua laki dan tiga perempuan, iya kan pak”. Dengan sedikit lesu bapak itupun menjawab, “Iya benar, saya mempunyai lima anak, tetapi hanya satu yang dapat membacakan saya Do’a kelak ketika saya dipanggil Tuhan”. Ustad itupun terkejut dan berpikir.
Dari corong pengeras suara sebuah mesjid yang tak jauh
dari pondokan, saya mendengar sebuah Tauziah yang dilaksanakan oleh sebuah
majelis ta’lim di kampung. Awalnya saya hanya santai dan tidak terlalu
mendengar apalagi memahami dan mengkaji lebih jauh tauziah tersebut. Tetapi
ketika, sebuah tekanan suara yang ditinggikan dari Tauzih tersebut, saya
mencoba memasang telinga dengan baik dengan harapan dapat lebih memahami isi
tauziah tersebut.
Dialog itulah yang saya coba pahami dari Tauziah
tersebut di atas. Sebuah kebohongan yang disampaikan seorang bapak. Sebuah
pengakuan di luar nalar normal sebagai manusia. Betapa tidak, anak yang
dilahirkan sebagai anak kandung malah tidak dianggap sebagai anaknya hanya
karena sang anak gagal memahami agama Allah.
Ironi memang, ketika kita gagal mendidik anak sebagai
anak yang saleh dan shalehah, anak yang paham agama, maka kita tidak dapat
dianggap sebagai orangtua yang berhasil. Betapa beratnya menanggung beban
sebagai seorang orangtua.
Sayapun teringat pada putri saya, anak pertama saya
yang saya titipkan di pesantren yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah. Jaraknya
mungkin hanya sekitar 8 sampai 9 kilometer.
Saat saya mengantarnya ke pesantren, ada rasa sedih
menggelayut dalam diri saya. Terlebih ketika dia memasuki gerbang pesantren
sambil berurai air mata. Entah dia sedih, entah dia marah, entah dia jengkel
dan lainnya. Ada rasa yang tak pernah muncul sebelumnya. Mungkin suatu
kewajaran, baik bagi saya maupun bagi dia. Saya harus berpisah sementara dengan
putri saya. Kesedihan itupun saya tulis di beranda facebook saya. Paling tidak,
kelak dia akan mengerti, mengapa kami orangtuanya, menitipkannya di pesantren.
Kelak dia akan baca, kelak dia akan mengerti dan memahaminya.
Dari deskripsi di atas, maka selayaknyalah kita
sebagai orangtua yang mendambakan kedamaian, mendamabakan putra dan putri kita
berjuang bersama dengan ke Esaan Allah, maka tak pelak kita harus membimbing
mereka, mendampingi mereka menuju ke jalan yang di ridhai oleh Allah SWT.
Karena ketika saya, anda dan kita semua membelajarkan mereka dengan ilmu agama,
maka kita sebagai orangtua telah membuat akhirat kita dengan kedamaian, kita
telah menciptakan surga buat anak dan kita sebagai orangtua.
Posting Komentar untuk "ANAKMU ADALAH AKHIRATMU"