Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

KAKI LANGIT ITU BERNAMA PEREMPUAN

Essay : Kaki Langit Itu Bernama Perempuan
Penulis : Arman, S.Pd. M.Pd.

“The strongest actions for a woman is to love herself, be herself and shine amongst those who never believed she could.” 

Tindakan terkuat untuk seorang perempuan adalah mencintai dirinya sendiri menjadi dirinya sendiri dan bersinar di antara mereka yang tak pernah yakin dia mampu.

Perempuan adalah roh dari kehidupan sebuah keluarga. Semua perempuan memiliki kodrat yang sama, entah ia menjadi ibu, ataukah menjadi istri, pun bahkan ia menjadi pengasuh,  ia tetaplah menjadi pondasi berdirinya sebuah keluarga. 

Sebuah penggalan kalimat yang menggambarkan betapa sosok perempuan dianggap vital bagi kokohnya sebuah negara, Kalimat itu berbunyi, “baik buruknya sebuah negara bisa dilihat dari kualitas penduduk perempuannya, jika perempuan baik, maka Negara itu akan baik, dan jika perempuan itu rusak, maka Negara itu akan ikut rusak”.  Kalimat ini tentu memberi alas berpikir pada kita bahwa pengaruh dan keterlibatan kaum perempuan dalam berdirinya sebuah negara sangat vital.

Tahukah, bahwa manusia pertama yang menanamkan semua itu, didapatkan dari seorang ibu, yang tidak lain ia adalah sosok seorang perempuan.

Pendidikan dasar yang diberikan oleh seorang ibu, itu dimulai dari sejak seorang manusia masih ada dalam kandungan seorang ibu. Dalam pandangan Islam, ini sesuai dengan hakikat penciptaan manusia oleh Allah ke muka bumi. Sebelum Tuhan menjadikannya sempurna sebagai manusia utuh, itu diawali dengan alam Ruh. Ruh sendiri mengalami proses sempurna ketika tuntas melewati perjalanan dari beberapa alam. Pertama, ruh manusia berada di alam ruh, kemudian di alam ruh sebuah kesempurnaan adalah ketika bisa berpindah ke alam rahim, kemudian di alam rahim sebuah kesempurnaan adalah ketika dia lahir ke dunia.

Ketika kita (manusia) masih berwujud secuil atom-atom yang membentuk diri manusia di dalam rahim ibu kita, Tuhan terlebih dahulu membuka dialog yang biasa diistilahkan perjanjian primordial azali (mitsaq) antara Tuhan dengan manusia. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah SWT yang terdapat dalam surah Al-Araf 7:172 yang berbunyi “Alastu Birobbikum, Qoolu Balaa Syahidnaa”, yang artinya: “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Maka manusia (janin) menjawab dengan lantang, “betul Engkau Tuhan kami, kami menjadi saksi”. Dari firman Allah tersebut sudah sangat jelas bahwa perjanjian antara manusia dengan Tuhannya sudah dimulai ketika ruh ditiupkan pada manusia ke dalam rahim ibu.

Deskripsi berpikir di atas, akan membawa rasio, rasa, hati dan batin kita pada sebuah ruang analisa, bahwa perjanjian antara Tuhan dan manusia itu terjadi di dalam rahim seorang ibu. Dapat kita bayangkan, bahwa betapa mulianya kodrat seorang ibu yang tidak lain adalah sosok seorang perempuan. Tuhan telah memilih dan menetapkan, bahwa pada sosok perempuanlah perjanjian mulia antara Tuhan dan manusia dititipkan pada rahim seorang perempuan. Dari sinilah kita dapat mendeskripsikan bahwa perempuan adalah sosok manusia yang mulia, dan mempunyai peran dalam berkembangnya peradaban dan kemajuan sebuah bangsa.  

Sebuah quotes sederhana dinyatakan, “Di tangan perempuanlah segala yang muskil bisa menjadi riil, karena perempuan adalah antithesis segala yang mustahil”. Perempuan dengan segala keunikannya memang selalu menarik untuk dibahas. Tidak dapat dipungkiri bahwa peranan perempuan sangat vital. Kita ambil contoh, kemerdekaan bangsa Indonesia yang kita raih, juga tidak luput dari peran perempuan. Pejuang sejati seperti Cut Nyak Dien, Cut Nyak Meuthia, Raden Ajeng Kartini dan pahlawan perempuan lainnya telah membuktikan bahwa mereka adalah sosok perempuan yang tangguh dan berani. Sementara di Tanah Mandar, kita kenal pejuang Mandar seperti Ibu Agung Hj. Andi Depu dari Tinambung yang berjuang bersama pasukan Kris Muda yang oleh pemerintah telah mengukuhkan sebagai pahlawan Nasional pada tahun 2018. Kemudian ada Ibu Hj. Maemuna Djud Pance, seorang tokoh perempuan dari  Baruga yang berjuang dalam bidang pendidikan.

Contoh lain yang bisa dijadikan bukti nyata bahwa peran perempuan sangat krusial. Oleh Majalah Forbes merilis 100 orang perempuan yang sangat berpengaruh di dunia. Sebut saja ada kanselir Jerman Angela Merker. Dia merupakan kanselir perempuan pertama Jerman pada tahun 2005. Kemudian ada Cristine Lagarde, yang menjabat sebagai kepala bank central Eropa pada tahun 2019. Kemudian, dari 100 orang tersebut, ada sosok perempuan Indonesia yang sangat berpengaruh, dia adalah Sri Muliyani yang sekarang menjabat menteri keuangan. Sri Mulyani termasuk salah satu sosok perempuan yang berpengaruh di dunia.   

Tokoh perempuan tersebut di atas, adalah bukti nyata bahwa, peran perempuan dalam berdiri dan berkembangnya sebuah negara sangat besar. Tetapi ironinya, kalau kita telisik lebih jauh, tidak sedikit hasil kajian yang menyebutkan bahwa perempuan masih tergolong kelompok rentan yang sering mengalami berbagai masalah, seperti kemiskinan, bencana alam, konflik, kekerasan, dan sebagainya. Hal itu tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga negara-negara lain di seluruh dunia. Pun di era emansipasi seperti sekarang, perempuan acapkali dianggap sebagai kelompok kelas kedua (subordinat) sehingga mereka tidak memperoleh persamaan hak dengan laki-laki. Perempuan dinilai hanya becus dalam melaksanakan pekerjaan yang berkaitan dengan urusan rumah tangga. Itu fakta yang terjadi sekarang.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa, keberhasilan, kesuksesan dan prestasi perempuan sudah menjadi aspek yang mewarnai maju dan berkembangnya sebuah negara.   Tetapi, dibalik keberhasilannya tersebut belum menggambarkan pencapaian secara menyeluruh.  Masih ada dan masih sangat banyak kejanggalan dan ketimpangan yang terjadi dalam pengelompokan status dan peran antara laki-laki dan perempuan. Ketika hal tersebut terjadi, maka dimana kesetaraan gender tersebut?, dimana persamaan hak dan kewajiban tersebut?, dimana emansipasi perempuan?. Dimana kebebasan perempuan untuk berdemokrasi, dimana nilai pegorbanan yang diperjuangkan oleh RA Kartini. Pertanyaan tersebut harus segera dijawab, dan yang patut menjawabnya adalah kaum perempuan itu sendiri.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut di atas, dibutuhkan sosok perempuan yang kuat, tangguh dan berani. Dibutuhkan perempuan yang mampu memberikan sugesti positif terhadap orang dan lingkungan disekitarnya. Perempuan yang mampu memberikan warna dan inspirasi yang positif. Perempuan yang punya prinsip mandiri, tegar dan cerdas dalam menghadapi perubahan-perubahan yang era globalisasi ciptakan. Perempuan harus cukup cerdas dalam memilah perubahan mana yang baik bagi dirinya dan keluarga, dan perubahan mana yang tidak sepatutnya dikonsumsi oleh keluarganya. Bagaimanapun, peran perempuan menentukan kesejahteraan dan kebahagiaan dalam sebuah keluarga dan Negara.

 Modal dasar yang harus dimiliki oleh sosok perempuan ketika ingin membuat perubahan hidup, baik dirinya, keluarganya dan lingkungan sekitarnya, adalah perempuan yang mampu menanamkan pola pikir Grow Mindset dan bukan Fixed Mindset. Grow Mindset adalah pola pikir yang meyakini bahwa kemampuan dasar dapat dikembangkan melalui kerja keras dan dedikasi, intelegensi dan bakat hanya merupakan modal awal saja, sedangkan Fixed Mindset adalah pola pikir yang meyakini bahwa kualitas dasar diri, seperti intelegensi dan bakat bersifat menetap. Artinya bahwa, perempuan yang mampu menjawab perubahan zaman adalah perempuan yang menggunakan pola pikir Grow Mindset, atau dengan kata lain, adalah perempuan yang mampu bekerja keras, berdedikasi tinggi dan mempunyai keberanian yang rasional. Ketika perempuan mampu bekerja keras dan berdedikasi tinggi, maka yakinlah bahwa dia akan menjadi seorang pemimpin yang mampu menginspirasi, menjadi panutan dan menjadi perwakilan yang mampu mengangkat harkat dan martabat perempuan, sekaligus menjadi mata arah keberlangsungan hidup warga dalam suatu daerah.  

Sebuah quotes yang sederhana tetapi sangat bermakna untuk kita jadikan prinsip hidup. “Tidak perlu sempurna untuk menginspirasi orang lain, karena sejatinya orang lain akan terinspirasi oleh bagaimana kamu menangani ketidaksempurnaanmu" . artinya bahwa, perubahan-perubahan positif  yang terjadi disekitar kita, itu akan terwujud dari tangan tangan yang mau dan mampu bekerja keras.    

Sebuah narasi dibawah ini coba saya tuangkan pada tulisan sederhana ini, dengan harapan menjadi perwakilan aspirasi sejati dari kaum perempuan di tanah Mandar dan seluruh masyarakat, yang memimpikan kebaikan dan kemaslahatan hidup, yang pada nantinya aspirasi itu akan datang silih berganti, akan datang dari siapa saja dan dalam keadaan apa saja. Muaranya, aspirasi itu akan dipertanggungjawabkan dan dilaksanakan dengan baik dan bijak.

Narasi sederhana itu berbunyi, “Wahai perempuan Mandar, anyamlah dunia baru, genggamlah harapan baru, dengan tangan yang terus memintal, enyahkan segala cibiran dengan berani, jika anda gagal masih ada esok hari, jika anda jatuh satu kali, maka bangkitlah berkali-kali, kreatifitas adalah nilai yang tidak terukur,  ide dan eksekusi meski lekas dibikin lebur, sangat banyak kesempatan dan tantangan yang perlu dijawab, tak cukup sekedar postang posting diberanda facebook, tidak cukup sekedar berontak dan berteriak serta bergerak tanpa sebab, sejatinya anda adalah segenggam harapan dan sepucuk surat bagi masa depan, maka taklukkanlah kaki langit sebagai tapal batas untuk mimpi dan impianmu”




Posting Komentar untuk "KAKI LANGIT ITU BERNAMA PEREMPUAN"