KAKI LANGIT ITU BERNAMA PEREMPUAN
“The strongest actions for a woman is to love herself, be herself and shine amongst those who never believed she could.”
Tindakan terkuat untuk seorang perempuan adalah mencintai dirinya sendiri menjadi dirinya sendiri dan bersinar di antara mereka yang tak pernah yakin dia mampu.
Perempuan
adalah roh dari kehidupan sebuah keluarga. Semua perempuan memiliki kodrat yang
sama, entah ia menjadi ibu, ataukah menjadi istri, pun bahkan ia menjadi
pengasuh, ia tetaplah menjadi pondasi
berdirinya sebuah keluarga.
Sebuah
penggalan kalimat yang menggambarkan betapa sosok perempuan dianggap vital bagi
kokohnya sebuah negara, Kalimat itu berbunyi, “baik buruknya sebuah negara bisa dilihat dari kualitas penduduk
perempuannya, jika perempuan baik, maka Negara itu akan baik, dan jika
perempuan itu rusak, maka Negara itu akan ikut rusak”. Kalimat ini tentu memberi alas berpikir pada kita
bahwa pengaruh dan keterlibatan kaum perempuan dalam berdirinya sebuah negara
sangat vital.
Tahukah, bahwa manusia pertama yang menanamkan semua itu, didapatkan dari seorang
ibu, yang tidak lain ia adalah sosok seorang perempuan.
Pendidikan
dasar yang diberikan oleh seorang ibu, itu dimulai dari sejak seorang manusia
masih ada dalam kandungan seorang ibu. Dalam pandangan Islam, ini sesuai dengan
hakikat penciptaan manusia oleh Allah ke muka bumi. Sebelum Tuhan menjadikannya
sempurna sebagai manusia utuh, itu diawali dengan alam Ruh. Ruh sendiri
mengalami proses sempurna ketika tuntas melewati perjalanan dari beberapa alam.
Pertama, ruh manusia berada di alam ruh, kemudian di alam ruh sebuah kesempurnaan
adalah ketika bisa berpindah ke alam rahim, kemudian di alam rahim sebuah
kesempurnaan adalah ketika dia lahir ke dunia.
Ketika
kita (manusia) masih berwujud secuil atom-atom yang membentuk diri manusia di
dalam rahim ibu kita, Tuhan terlebih dahulu membuka dialog yang biasa
diistilahkan perjanjian primordial azali (mitsaq)
antara Tuhan dengan manusia. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah SWT yang terdapat
dalam surah Al-Araf 7:172 yang berbunyi “Alastu
Birobbikum, Qoolu Balaa Syahidnaa”, yang artinya: “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Maka manusia (janin) menjawab dengan
lantang, “betul Engkau Tuhan kami, kami
menjadi saksi”. Dari firman Allah tersebut sudah sangat jelas bahwa
perjanjian antara manusia dengan Tuhannya sudah dimulai ketika ruh ditiupkan pada
manusia ke dalam rahim ibu.
Deskripsi
berpikir di atas, akan membawa rasio, rasa, hati dan batin kita pada sebuah
ruang analisa, bahwa perjanjian antara Tuhan dan manusia itu terjadi di dalam
rahim seorang ibu. Dapat kita bayangkan, bahwa betapa mulianya kodrat seorang
ibu yang tidak lain adalah sosok seorang perempuan. Tuhan telah memilih dan
menetapkan, bahwa pada sosok perempuanlah perjanjian mulia antara Tuhan dan
manusia dititipkan pada rahim seorang perempuan. Dari sinilah kita dapat mendeskripsikan
bahwa perempuan adalah sosok manusia yang mulia, dan mempunyai peran dalam berkembangnya
peradaban dan kemajuan sebuah bangsa.
Sebuah quotes sederhana dinyatakan, “Di tangan perempuanlah segala yang muskil bisa menjadi riil, karena
perempuan adalah antithesis segala yang mustahil”. Perempuan dengan segala
keunikannya memang selalu menarik untuk dibahas. Tidak dapat
dipungkiri bahwa peranan perempuan sangat vital. Kita ambil contoh, kemerdekaan
bangsa Indonesia yang kita raih, juga tidak luput dari peran perempuan. Pejuang
sejati seperti Cut Nyak Dien, Cut Nyak Meuthia, Raden Ajeng Kartini dan
pahlawan perempuan lainnya telah membuktikan bahwa mereka adalah sosok
perempuan yang tangguh dan berani. Sementara di Tanah Mandar, kita kenal
pejuang Mandar seperti Ibu Agung Hj. Andi Depu dari Tinambung yang berjuang
bersama pasukan Kris Muda yang oleh pemerintah telah mengukuhkan sebagai
pahlawan Nasional pada tahun 2018. Kemudian ada Ibu Hj. Maemuna Djud Pance,
seorang tokoh perempuan dari Baruga yang
berjuang dalam bidang pendidikan.
Contoh
lain yang bisa dijadikan bukti nyata bahwa peran perempuan sangat krusial. Oleh
Majalah Forbes merilis 100 orang perempuan yang sangat berpengaruh di dunia.
Sebut saja ada kanselir Jerman Angela Merker. Dia merupakan kanselir perempuan
pertama Jerman pada tahun 2005. Kemudian ada Cristine Lagarde, yang menjabat sebagai
kepala bank central Eropa pada tahun 2019. Kemudian, dari 100 orang tersebut,
ada sosok perempuan Indonesia yang sangat berpengaruh, dia adalah Sri Muliyani
yang sekarang menjabat menteri keuangan. Sri Mulyani termasuk salah satu sosok
perempuan yang berpengaruh di dunia.
Tokoh
perempuan tersebut di atas, adalah bukti nyata bahwa, peran perempuan dalam berdiri
dan berkembangnya sebuah negara sangat besar. Tetapi ironinya, kalau kita
telisik lebih jauh, tidak sedikit hasil kajian yang menyebutkan bahwa perempuan
masih tergolong kelompok rentan yang sering mengalami berbagai masalah, seperti
kemiskinan, bencana alam, konflik, kekerasan, dan sebagainya. Hal itu tidak
hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga negara-negara lain di seluruh dunia. Pun
di era emansipasi seperti sekarang, perempuan acapkali dianggap sebagai
kelompok kelas kedua (subordinat) sehingga mereka tidak memperoleh persamaan
hak dengan laki-laki. Perempuan dinilai hanya becus dalam melaksanakan
pekerjaan yang berkaitan dengan urusan rumah tangga. Itu fakta yang terjadi
sekarang.
Dari
uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa, keberhasilan, kesuksesan dan prestasi
perempuan sudah menjadi aspek yang mewarnai maju dan berkembangnya sebuah negara.
Tetapi,
dibalik keberhasilannya tersebut belum menggambarkan pencapaian secara
menyeluruh. Masih ada dan masih sangat banyak
kejanggalan dan ketimpangan yang terjadi dalam pengelompokan status dan peran antara
laki-laki dan perempuan. Ketika hal tersebut terjadi, maka dimana kesetaraan
gender tersebut?, dimana persamaan hak dan kewajiban tersebut?, dimana
emansipasi perempuan?. Dimana kebebasan perempuan untuk berdemokrasi, dimana
nilai pegorbanan yang diperjuangkan oleh RA Kartini. Pertanyaan tersebut harus segera
dijawab, dan yang patut menjawabnya adalah kaum perempuan itu sendiri.
Untuk
menjawab pertanyaan tersebut di atas, dibutuhkan sosok perempuan yang kuat, tangguh
dan berani. Dibutuhkan perempuan yang mampu memberikan sugesti positif terhadap
orang dan lingkungan disekitarnya. Perempuan yang mampu memberikan warna dan
inspirasi yang positif. Perempuan yang punya prinsip mandiri, tegar dan cerdas
dalam menghadapi perubahan-perubahan yang era globalisasi ciptakan. Perempuan
harus cukup cerdas dalam memilah perubahan mana yang baik bagi dirinya dan
keluarga, dan perubahan mana yang tidak sepatutnya dikonsumsi oleh keluarganya.
Bagaimanapun, peran perempuan menentukan kesejahteraan dan kebahagiaan dalam
sebuah keluarga dan Negara.
Modal dasar yang harus dimiliki oleh sosok
perempuan ketika ingin membuat perubahan hidup, baik dirinya, keluarganya dan
lingkungan sekitarnya, adalah perempuan yang mampu menanamkan pola pikir Grow Mindset dan bukan Fixed Mindset. Grow Mindset adalah pola pikir yang meyakini bahwa kemampuan dasar
dapat dikembangkan melalui kerja keras dan dedikasi, intelegensi dan bakat
hanya merupakan modal awal saja, sedangkan Fixed
Mindset adalah pola pikir yang meyakini bahwa kualitas dasar diri, seperti
intelegensi dan bakat bersifat menetap. Artinya bahwa, perempuan yang mampu
menjawab perubahan zaman adalah perempuan yang menggunakan pola pikir Grow Mindset, atau dengan kata lain, adalah
perempuan yang mampu bekerja keras, berdedikasi tinggi dan mempunyai keberanian
yang rasional. Ketika perempuan mampu bekerja keras dan berdedikasi tinggi,
maka yakinlah bahwa dia akan menjadi seorang pemimpin yang mampu menginspirasi,
menjadi panutan dan menjadi perwakilan yang mampu mengangkat harkat dan
martabat perempuan, sekaligus menjadi mata arah keberlangsungan hidup warga
dalam suatu daerah.
Sebuah quotes yang
sederhana tetapi sangat bermakna untuk kita jadikan prinsip hidup. “Tidak perlu sempurna untuk menginspirasi
orang lain, karena sejatinya orang lain akan terinspirasi oleh bagaimana kamu
menangani ketidaksempurnaanmu" . artinya bahwa, perubahan-perubahan
positif yang terjadi disekitar kita, itu
akan terwujud dari tangan tangan yang mau dan mampu bekerja keras.
Sebuah narasi dibawah ini coba saya tuangkan pada tulisan
sederhana ini, dengan harapan menjadi perwakilan aspirasi sejati dari kaum
perempuan di tanah Mandar dan seluruh masyarakat, yang memimpikan kebaikan dan
kemaslahatan hidup, yang pada nantinya aspirasi itu akan datang silih berganti,
akan datang dari siapa saja dan dalam keadaan apa saja. Muaranya, aspirasi itu
akan dipertanggungjawabkan dan dilaksanakan dengan baik dan bijak.
Narasi sederhana itu berbunyi, “Wahai perempuan Mandar, anyamlah dunia baru, genggamlah harapan baru, dengan tangan yang terus memintal, enyahkan segala cibiran dengan berani, jika anda gagal masih ada esok hari, jika anda jatuh satu kali, maka bangkitlah berkali-kali, kreatifitas adalah nilai yang tidak terukur, ide dan eksekusi meski lekas dibikin lebur, sangat banyak kesempatan dan tantangan yang perlu dijawab, tak cukup sekedar postang posting diberanda facebook, tidak cukup sekedar berontak dan berteriak serta bergerak tanpa sebab, sejatinya anda adalah segenggam harapan dan sepucuk surat bagi masa depan, maka taklukkanlah kaki langit sebagai tapal batas untuk mimpi dan impianmu”
Posting Komentar untuk "KAKI LANGIT ITU BERNAMA PEREMPUAN"