MENYUSUN FOLDER KEHIDUPAN
Kita masing-masing diberikan dua puluh empat jam
yang sama setiap hari,
Bagaimana cara kita memilih penggunaan waktu yang
membuat kita memilih
antara kesuksesan dan kegagalan (Kenneth Brodeur)
Ketika kali pertama saya menggunakan istilah multi skill , adalah pada saat pemberian
salah satu mata kuliah di salah satu Perguruan Tinggi di Majene. Pada saat itu,
mata kuliah yang diampuh adalah Psikologi Anak untuk mahasiswa semester tujuh. Seorang
mahasiswa bertanya tentang perbedaan antara skill
dan keterampilan. Jawaban saya saat itu bahwa skill adalah kecakapan hidup, sementara keterampilan adalah hanya
bersifat keterampilan anggota fisik semata. Yah, itulah jawaban singkat saya
dengan “sedikit tidak yakin” dengan jawaban tersebut.
Jawaban tersebut di atas, membuat sayap pemikiran saya
terbawa pada orang-orang yang sukses dengan berbagai multi talenta yang mereka
miliki. Katakanlah, bagaimana seorang BJ
Habibie yang sukses dengan spesialisasinya sebagai konstruktur pesawat terbang,
bagaimana juga seorang Soichiro Honda yang berasal dari keluarga miskin yang telah
sukses dengan salah pabrikan kendaraan mesin penguasa jalan raya, terus
bagaimana juga seorang Mark Zuckerbeg yang sukses dengan akun facebook yang didirikannya
yang kini telah menjadi raja dunia maya dalam media sosial.
Deretan orang-orang luar biasa tersebut di atas, adalah
contoh bahwa kesuksesan bisa datang kapan saja, dan berasal dari siapa saja,
selama mereka (manusia) memahami dan mau mengembangkan skill yang mereka
miliki. Seratus persen saya Haqqul Yakin
bahwa dibalik dari sebuah kesuksesannya itu ratusan kegagalan telah menjadi
penghias pejalanannya sehingga mencapai kesuksesan tersebut. Tidak salah
kiranya, seorang Soichiro Honda pernah mengatakan, “orang melihat kesuksesan
saya hanya satu persen, tetapi mereka
tidak pernah melihat sembilan puluh sembilan persen kegagalan saya”.
Life Skill Plus
Keterampilan
Tanpa bermaksud untuk menyempitkan pemahaman kita bersama
bahwa life skill dapat dimaknai
sebagai kecakapan hidup yang diperlukan seseorang untuk dapat sukses dalam
kehidupannya. Istilah skill secara
Indonesia diterjemahkan sebagai kecakapan dan bukan keterampilan. Pemaknaan skill sebagai sebuah kecakapan disini
lebih dititikberatkan pada bagaimana seseorang menghadapi problema kehidupan
dan kemudian secara aktif dan kreatif memecahkannya. Bukankah untuk merubah
sebuah masalah menjadi manfaat diperlukan suatu kecakapan?. Tentu saja iya,
karena dengan berbagai kegagalan tersebut sebenarnya tangga kesuksesan sudah
kita susun. Artinya bahwa ketika kegagalan dan masalah itu sudah merasa enggan
dan capek menyapa kita, gerbang kesuksesan sudah siap menyambut kita.
Lahirnya kecakapan hidup seorang manusia tidak akan
pernah terlepas dari keterampilan. psikomotorik yang pertama kali diperkenalkan
dari ilmu taksonomi Bloom. Misalnya seseorang belajar membuat keset kaki,
belajar memelihara ayam, belajar membuat berbagai macam kue dan berbagai keterampilan
lainnya. Keterampilan dari membuat keset kaki, memelihara ayam, membuat kue tersebut ketika
di bawah kearah skill atau kecakapan yang lebih luas, adalah ketika misalnya
bagaimana keset kaki tersebut dibuat dan dimanage sebagai bahan industri dan dikelola
secara kreatif dan profesional sehingga dapat memberikan kesuksesan yang lebih,
bagaimana keterampilan memelihara ayam tersebut dijadikan sebagai pekerjaan
yang dapat menghasilkan misalnya dengan membuat peternakan ayam, terus
bagaimana dari belajar membuat kue tadi disulap menjadi sebuah industri
catering. Nah, dari deskripsi tersebut
di atas, disitulah makna dari kecakapan itu sendiri yang dapat dikatakan sebagai sebuah life skill.
Multi Skill
Sukses
mengandung makna yang luas dan tidak tepat sama pemaknaan dari setiap manusia.
Ada orang yang menganggap bahwa sukses itu adalah ketika dia mencapai karier
yang tinggi, juga ada yang menganggap bahwa sukses itu ketika dia berlimpah
materi, pun ada juga yang menganggap bahwa sukses adalah ketika dia merasa
nyaman dan tenang. Semua bentuk kesuksesan tersebut lahir dari kecakapan hidup
seorang manusia. Sukses tersebut hadir akibat dari kemampuan dalam menganalisa
dan menemukenali segala macam potensi, hambatan serta solusi untuk sebuah
proses menuju kesuksesan. Berbagai macam kecakapan tersebut, lahir dari
berbagai kecakapan diantaranya, adalah kecakapan personal (personal skill), kecakapan hidup spesifik (specific skill) dan kecakapan berpikir (thinking skill) serta kecakapan sosial (social skill).
Kecakapan
personal adalah kemampuan untuk menjadi pribadi yang mandiri dan tidak selalu
bergantung pada orang lain. Proses utama dari kecakapan tersebut adalah
bagaimana memahami problema yang dihadapi, menemukenali informasi yang relefan,
menalar dan melahirkan solusi serta keputusan apa yang akan diambil. Semua hal
tersebut adalah kajian dari kecakapan personal.
Kecakapan
hidup spesifik (specific skill)
adalah kemampuan seseorang menguasai satu macam keterampilan tetapi agak
terbatas ruang geraknya ketika problema yang dihadapi di luar dari kemampuan
khususnya. Dalam hal ini, kecakapan tersebut lebih mengedepankan pada
keterampilan manual. Keterampilan tersebut dapat dicontohkan dengan seorang
tukang bengkel yang hanya ahli dengan mesin yang berkaburator dan platina,
tetapi ketika dihadapkan dengan mesin yang berinjeksi atau CDI dia tidak dapat
mengatasinya. Itulah yang disebut dengan kecakapan hidup spesifik.
Sementara
kecakapan berpikir (thinking skill),
lebih mengarah pada aspek psikologis. Kecakapan tersebut dituntut untuk lebih
tanggap dalam menentukan sesuatu dengan menggunakan alas berpikir rasional atau
keilmuan ataukah alas berpikir lateral atau kreatif. Berpikir rasional lebih
dibutuhkan pada saat melakukan analisis sedangkan berpikir lateral dibutuhkan
untuk mencari alternatif pemecahan masalah.
Kemudian
kecakapan yang terakhir adalah, kecakapan social (social skill). Kecakapan tersebut dibutuhkan ketika manusia berada
dalam suatu ikatan, suatu sistem yang tidak terpisah. Misalnya, ikatan
keluarga, organisasi ataupun dalam hidup bermasyarakat secara umum. Kecakapan
sosial dalam kondisi tersebut sangat dibutuhkan untuk proses keberlangsungan
hidup dari segi toleransi, menghargai orang lain, bekerja sama dengan penuh
tanggung jawab, berempati serta saling membantu dalam kesulitan.
Satu istilah kunci adalah ''learning by doing'', belajarlah dengan
melakukannya. dari sini kita akan merasakan sendiri apa yang ingin kita pelajari
dengan mengorbankan diri kita melakukan apa saja yang perlu dilakukan. Multi
skill tersebut di atas, diharapkan menjadi formula dalam menggiring kesuksesan
kita, dapat menambah perspektif kita, dapat membuka ruang berpikir kita semua.
Karena dengan kesemuanya itu berarti kita telah menyusun folder-folder kehidupan
kita sendiri dengan sebuah tujuan yaitu kesuksesan.
Posting Komentar untuk "MENYUSUN FOLDER KEHIDUPAN"